Forum Konsultasi: Menyikapi Pandemi Covid-19 untuk Kelangsungan Bisnis dan Pertumbuhan Ekonomi

Pandemi Covid-19 menyebabkan produktifitas menurun, pola dan mekanisme kerja dan berusaha juga berubah karena mobilitas individu dan interaksi antar manusia yang dibatasi.

Indonesia Business Links (IBL), sebagai lembaga nirlaba yang selama ini berusaha membantu para mitranya untuk dapat menjalankan bisnis yang beretika dan berintegritas, melakukan pemberdayaan kepada para penerima manfaat untuk siap kerja dan siap berwirausaha, serta membantu perusahaan yang ingin tumbuh berkelanjutan, merasa perlu mendengar masukan dari para mitra kerja, baik dari dunia usaha, pemerintah, maupun masyarakat sipil tentang perubahan/tantangan yang terjadi saat ini yang dirasakan para mitra serta bagaimana menyikapi perubahan tersebut untuk terus tumbuh berkembang menuju kesejahteraan bersama.

Sebagai bentuk apresiasi kepada para mitra kerja yang selama ini sudah mendukung program kerja di bidang integritas bisnis, pemberdayaan ekonomi generasi muda, dan keberlanjutan usaha, IBL mengadakan forum diskusi online pada tanggal 13 Mei 2020.  Forum ini didesain selain untuk mendengarkan tantangan baru yang dihadapi para mitra juga untuk mencoba mencari solusi yang dapat dilakukan bersama. Hasilnya diharapkan dapat membantu mitra kerja IBL dalam menerapkan integritas bisnis, melakukan pemberdayaan para pemangku kepentingan, dan menerapkan prinsip keberlanjutan dalam melakukan usaha.

Heru Prasetyo, Ketua Dewan Pembina IBL dalam sambutannya mengatakan bahwa situasi yang dihadapi saat ini bukanlah sesuatu yang sama sekali baru. Lima tahun menjelang 1997, Indonesia mempunyai pertumbuhan GDP lebih dari 7%. Pada tahun 1997, angka tersebut drop menjadi 4,97%, di tahun 1998 menjadi minus 13% dan di tahun 1999 berada di angka 0,79%. Banyak perusahaan yang tumbang, pengangguran melesat tinggi. Melihat kondisi krisis pada waktu itu, IBL menuntut adanya gerakan di luar pemerintah, untuk membangun integritas dari bisnis. Meskipun dalam kondisi krisis, integritas harus tetap ditegakkan. Disamping itu, kapasitas dari small medium entreprise dan youth (pemuda) juga harus ditingkatkan. Karena mereka tidak hanya menjadi jaring menampung orang-orang yang jatuh dari dunia pekerjaan, tapi juga menjadi landasan untuk maju ke depan.

Diskusi berlanjut dengan sesi berbagi informasi dari mitra perusahaan IBL, yang disampaikan oleh Alwan dari Accenture dan Gunawan dari Siemens Indonesia. Tanggapan dan masukan juga diberikan oleh para mitra kerja dari lembaga pemerintah, perusahaan dan para mentor bisnis IBL. Dari rangkaian diskusi tersebut disimpulkan bahwa kolaborasi lintas sektor (perusahaan, pemerintah, masyarakat) perlu dibangun, berbekal kemitraan-kemitraan yang sudah ada saat ini antara IBL dan stakeholders, dengan pendekatan rantai nilai (value chain) dan perlu keberlanjutan program serta terobosan ide-ide inovatif untuk menjawab tantangan-tantangan yang ada untuk menghadapai situasi ini.

Tindaklanjut dari diskusi ini, IBL akan menyusun konsep tertulis (concept note)  gagasan kolektif berdasarkan masukan-masukan dari para mitra kerja IBL (stakeholders) dan juga akan mengadakan dialog-dialog lanjutan untuk pematangan konsep dengan melibatkan para stakeholders.